Selasa, 05 November 2019

ETIKA BISNIS


MAKALAH

ANALISIS PERMASALAHAN ETIKA DI DUNIA KERJA








Disusun Oleh :
Syarif Maulana
1620200101


STIE MULTI DATA PALEMBANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PALEMBANG
2019


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis Permasalahan Etika Di Dunia Kerja.
Makalah Analisis Permasalahan Etika Di Dunia Kerja ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dapat menyelesaikan makalah Analisis Permasalahan Etika Di Dunia Kerja.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Analisis Permasalahan Etika Di Dunia Kerja, semoga akan bermanfaat dan menginspirasi bagi pembaca.
Penulis







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Dalam setiap menjalani kehidupan, kita dibatasi oleh etika. Apakah bentuknya tertulis apakah konvensi atau semacam kesepakatan normatif. Etika mengantarkan kita untuk hidup teratur sejalan dengan norma yang berlaku. Karena itu dalam prakteknya mereka yang melanggar etika bisa terkena hukuman. Kalau dalam suatu organisasi disebut terkena hukuman mulai dari peringatan sampai pemecatan sebagai karyawan. Kalau di masyarakat disebut sebagai sanksi sosial seperti dikucilkan dari sistem kehidupan sosial.
Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer dalam perusahaan adalah dalam menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja seperti ketidak-jujuran, ketidak-disiplinan, ketidak-adilan, kecurangan pertanggung-jawaban administrasi, keegoan dsb. Karena itu munculah perhatian yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan standar  etika kerja tertentu.
Etika kerja  adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Karena itu etika kerja  karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Bahkan dia diturunkan dari perilaku etika pihak manajemen.
Konsekuensinya,  etika tidak diterapkan atau ditujukan hanya untuk para karyawan saja. Artinya kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusnya pula beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir, dan evaluasi kinerja karyawan. Termasuk dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang integratif. Jadi setiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen tetapi juga karyawan. Pelembagaan dan pembudayaan etika kerja sangat penting dilakukan agar setiap elemen organisasi selalu mematuhi kaidah-kaidah norma kehidupan berorganisasi dengan baik.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud etika profesi di dunia kerja ?
2.      Bagaimana Permasalahan Dalam Kerja Dan Perilaku Etis Dalam Berkerja ?
3.      Bagaimana Etika yang Harus Diperhatikan dalam Dunia Kerja ?
4.      Bagaimana Contoh Kasus Permasalahan Etika dalam Dunia Kerja ?
1.3  Tujuan
Untuk mengetahui bagaiman permasalahan etika dalam dunia kerja.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Etika Profesi di Dunia Kerja
Dunia kerja memang menyimpan banyak sisi, secara positif orang memang menaruh harapan dari dunia kerja yaitu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun tuntutan pekerjaan pun bila tidak dihadapi dengan baik dapat membawa tekanan bagi pekerja sendiri. Menyikapi hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan fenomena maraknya kegiatan eksekutif bisnis mendalami nilai-nilai agama.
Mereka mengikuti aktivitas keagamaan seperti tasawuf, kebaktian bersama dan lainnya untuk mengkaji dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang selama ini kerap hilang dari dunia kerja. Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Etika sudah tidak ada lagi dan kegiatan ekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.
Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
1.      Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang ada produsen berbuat kurang etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor, bahwa produk saingan kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusak dan dijual kembali ke pasar, sehingga menimbulkan citra negatif dari pihak konsumen.
2.      Etika Hubungan dengan Karyawan.
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
3.      Etika dalam hubungan dengan publik harus dijaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan harmonis.
Hubungan dengan publik ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup. Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling (daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam berbisnis. Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Di dunia pekerjaan apalagi di bagian akuntansi diperlukan sekali penerapan etika profesi karena memerlukan pengetahuan dan juga keterampilan dalam pelaksanaannya juga. Bagian akuntansi sangat diperlukan pengendalian diri dalam menjalani tugasnya karena pastinya akan banyak sekali godaan-godaan yang terjadi di dalam perusahaan. Ketelitian juga diperlukan di bagian akuntansi sebab salah sedikit bisa mempengaruhi laporan keuangan yang telah dibuat dan harus pintar-pintar dalam mempercayai seseorang di dalam perusahaan, takut-takut malah nanti di manipulasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itulah sangat diperlukan sekali etika profesi di dalam suatu pekerjaan agar lebih bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan.
2.2  Permasalahan Dalam Kerja Dan Perilaku Etis Dalam Berkerja
Permasalahan yang muncul dalam perusahaan disebabkan karyawan melanggar etika berdampak dari perusahaan antara lain melakukan kecurangan dalam mengunakan fasilitas atau kecurangan memberikan informasi terhadap atasan sehingga pimpinan membuat keputusan terjadi kesalah dan merugikan perusahaan.
Permasalahan yang muncul dalam etika di tempat kerja disebabkan oleh perilaku baik dari pimpinan maupun karyawan berupa :
1.      Pembedaan terhadap karyawan.
2.      Pendisiplinan.
3.      Pelecehaan seksual terhadap pekerjaan perempuan
4.      Evaluasi kinerja sering tidak transfarannya dalam melakukan evaluasi kinerja karyawan menimbulkan rasa tidak percayaan terhadap penyelia.
5.      Pelanggaran peraturan mabuk akibat mminiman keras
6.      Pemalsuan catatan atau laporan
Permasalahan-permsalahan ditempat kerja yang diuraikan diatas telah menjadi kajian dari para ahli manajemen dan mencari langkah-langkah untuk menekan atau mengurangi permasalah tersebut yaitu : membentuk perilaku etis dalam berkerja.
Perilaku karyawan yang telah diuraikan dalam pendahuluan diatas telah menggambarkan yang paling berpengaruh membentuk sesorang itu awalnya adalah lingkungan keluarganya terutama Ayah dan Ibunya serta lingkungan keluargannya. Di dalam organisasi tempat dimana sesorang telah menjadi karyawan dan berkerja ikut memberikan pengaruh terhadap karyawan bagaimana bertindak dan berkomunikasi baik sesama karyawan maupun dengan atasan dan masyarakat.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan dalam suatu perusahaan supaya secara cepat pihak pimpinan meminimumkan pelanggaran etika didalam tempat kerja. Faktor lainnya yang membentuk berperilaku etis di tempat kerja di dalam perusahaan yaitu:
1.      Faktor keorganisasi:
-          Menekan pihak karyawan agar membuat laporan yang benar dan terbuka terutama laporan akunting untuk diberikan kepihak pemerintah (pajak) kewajiban perusahaan dalam membayar.
-          Menekankan kepada pihak karyawan untuk berusaha memenuhi target dan jika tidak terpenuhi bukanlah suatu kesalahan tetapi adalah pembelajaran.
-          Memberikan ruang beraktualisasi dan berinovasi sehingga dapat mendorong terbangunya soliditas dan solidaritas karyawan.
-          Melakukan keterbukaan mengenai insentif.
2.      Faktor atasan
Peran penting yang dapat membentuk etika didalam tempat kerja yaitu peran atasan dengan sikap dan tingkah laku atasan dapat membentuk terbangunnya etika didalam pekerjaan. Langkah-langkah yang menjadi perhatian dan pertimbangan yang perlu dilakukan oleh atasan yaitu:
-          Melakukan keterbukaan dan keterbukaan dalam mencapai hasil kerja yang dapat memenuhi target.
-          memberikan beban kerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah diatur dalam job diskripsi.
-          Memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap karyawa agar tidak terjadinya keslahan.
2.3  Etika yang Harus Diperhatikan dalam Dunia Kerja
Di bawah ini ada beberapa etika yang harus diperhatikan ketika di tempat kerja:
1.      Menjaga Kebersihan Lingkungan Kerja
Jika di perusahaan tempat Anda bekerja sudah ada yang namanya OB (Office Boy) yang bertanggung jawab atas kebersihan, bukan berarti Anda tidak perlu ikut menjaga kebersihan lingkungan kerja juga. Etika utama adalah Anda harus ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan kerja. Mengapa demikian? Karena kebersihan di tempat kerja sangat penting dan dapat memberikan pengaruh kepada kinerja.
2.      Jangan Tertawa Dan Berbicara Terlalu Keras
Saat berada dalam suasana kantor, pada dasarnya tidak ada yang melarang untuk tertawa dan berbicara. Namun demikian, ada volume yang perlu diatur. Jika Anda tertawa dengan suara yang keras, atau mungkin berbicara dengan suara terlalu keras, maka akan mengganggu kenyamanan kerja karyawan lain disekitar Anda.
3.      Tidak Menggunakan Toilet Terlalu Lama
Toilet merupakan fasilitas umum yang disediakan perusahaan untuk seluruh karyawannya. Dengan demikian, toilet tersebut bukan untuk Anda sendiri, melainkan juga untuk karyawan yang lain. Sehingga saat menggunakan toilet, gunakanlah seperlunya. Jangan menggunakan toilet untuk tidur,merokok, atau hal lainnya.
4.      Jangan Terlalu Sering Datang Terlambat
Perusahaan sudah mengatur jam kerja karyawannya, dan aturan tersebut sudah dinilai baku. Namun demikian ada beberapa perusahaan yang dapat menindak tegas, namun ada pula yang tidak melakukan apa pun. Anda sebagai seorang karyawan harus datang tepat waktu, hal ini dikarenakan dengan datang terlambat, tentu saja pekerjaan Anda juga akan tertunda sehingga hasil kerja kurang maksimal.
5.      Jangan Suka Membicarakan Kejelekan Orang Lain
Hal terakhir terkait etika penting lainnya adalah jangan suka membicarakan kejelekan orang lain. Bergosip boleh, tapi tidak perlu membicarakan kejelekan orang lain. Belum tentu juga diri Anda lebih baik dari orang yang sedang Anda bicarakan. Jadi, lebih baik memperbaiki kinerja diri untuk pencapaian karir yang lebih baik, dari pada menghabiskan waktu yang dimiliki dengan kegiatan yang tidak berguna.
2.4  Contoh Kasus Permasalahan Etika dalam Dunia Kerja
Pelanggaran etika yang dilakukan Uniqlo terhadap pekerjanya. Akhir akhir ini terjadi pelanggaran etika yang di lakukan oleh perusahaan terhadap pekerjanya. Selain pelanggaran yang berpengaruh kepada lingkungan yaitu pembuangan limbah sisa-sisa produksi yang di buang sembarangan, dan hasil gas pembuangan yang menyebabkan polusi udara yang menimbulkan bau yang tidak sedap,  terjadi pula pelanggaran-pelanggaran etika yang di lakukan oleh perusahaan seperti pemutusan kontrak secara sepihak terhadap karyawan dan tidak di bayarkanya gaji karyawan yang sudah menjadi haknya dalam bekerja.
Perusahaan fast retailing ini merupakan perusahaan brand pakaian yang terkenal di Indonesia maupun di dunia, nama perusahaanya adalah UNIQLO. Uniqlo adalah perusahaan yang berasal dari Jepang yang bergerak pada bidang perencanaan produk, produksi, dan distribusi pakaian kasual. Uniqlo merupakan singkatan dari Unique Clothing yang di dirikan oleh seorang pengusaha yang bernama Tadashi Yanai pada 7 Februari 1949. Perusaahan ini sudah sangat lama menekuni di bidang pakaian yang sudah terbukti menghasilkan produk-produk yang berkualitas terbaik, selain itu perusahaan ini selalu menghadirkan inovasi-inovasi terbaru yang banyak disukai oleh para konsumennya. Karena hal itulah Uniqlo menjadi brand pakaian yang sangat besar di dunia.
Namun, pada akhir akhir ini terdengar kasus yang sangat kurang mengenakan yang dilakukan oleh perusahaan fashion tersebut. Pelanggaran itu adalah pemutusan hubungan kerja secara sepihak tanpa adanya informasi yang di berikan oleh pihak perusahaan kepada para pekerjanya. Selain itu mereka juga tidak membayarkan gaji dan tidak memberikan pesangon kepada para pekerjanya yang telah di putus kontrak kerjanya. Pemutusan kontrak terjadi terhadap sekitar 2000 orang yang mayoritas adalah pekerja perempuan setelah penutupan  pabrik Jaba Garmindo yang sangat mendadak pada tahun 2015. Jaba Garmanindo adalah pemasok utama pada Uniqlo, menurut Clean Clothes yang di kutip dari situs viva.co.id baru -- baru ini.
Dampak dari pemutusan kontrak secara sepihak tersebut juga di alami oleh pekerja yang berasal dari Indonesia yaitu Warni dan Yayat. Keduanya merupakan pekerja dari Jaba Garmindo yang tidak membayarkan gaji karyawannya karena adanya pemutusan kontrak oleh Uniqlo. Para pekerja tersebut menuntut kepada Uniqlo agar memberikan kejelasan terhadap gaji yang tidak di bayarkan kepada para pekerjanya. Warni dan Yayat melakukan demo Bersama perkerja lainya yang juga terkena pemutusan kontrak tersebut di depan toko Uniqlo yang akan dibuka di Denmark. Rencananya pembukaan itu yang rencanya akan di hadiri oleh pendiri dari Uniqlo yaitu Tadashi  Yanai dan mereka akan menuntut untuk di bayarkan gaji yang tidak diberikan oleh perusahaan tersebut. Namun pihak Uniqlo tetap masih menolak untuk membayarkannya.
Melihat kasus yang terjadi pada Uniqlo, semestinya mereka tidak melakukan pelanggaran etika tersebut yang sudah sangat melukai banyak pekerjanya. Selain perusahaan yang tidak melakukan pelanggaran terhadap pekerja dan lebih memperhatikan hak-hak pekerjanya, pemerintah juga harus ikut andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerjanya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu membuat peraturan yang menjadi jaminan agar para pekerja merasa aman. Dan juga pemerintah melakukan tindakan-tindakan terhadap perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap pekerja dengan memberikan sanksi atau pun bahkan bisa mencabut izin perusahaan tersebut.
BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Permasalahan yang muncul dalam perusahaan disebabkan karyawan melanggar etika berdampak dari perusahaan antara lain melakukan kecurangan dalam mengunakan fasilitas atau kecurangan memberikan informasi terhadap atasan sehingga pimpinan membuat keputusan terjadi kesalah dan merugikan perusahaan.
Di bawah ini ada beberapa etika yang harus diperhatikan ketika di tempat kerja:
1.      Menjaga Kebersihan Lingkungan Kerja
2.      Jangan Tertawa Dan Berbicara Terlalu Keras
3.      Tidak Menggunakan Toilet Terlalu Lama
4.      Jangan Terlalu Sering Datang Terlambat
5.      Jangan Suka Membicarakan Kejelekan Orang Lain
3.2  Saran
Etika dalam dunia kerja harus diperhatikan oleh perusahaan agar tidak melakukan pelanggaran terhadap pekerja dan perusahaan harus memperhatikan hak-hak pekerjanya, pemerintah juga harus ikut andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerja.
Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANAJEMEN PERUBAHAN DAN BUDAYA ORGANISASI

MAKALAH RINGKASAN INDUSTRI 4.0 Disusun Oleh : Desy Puspita Sari Merlisa KJ Muhammad Rizki Daniel Wibowo Sy...