MAKALAH
RINGKASAN INDUSTRI 4.0
Disusun Oleh :
Desy Puspita Sari
Merlisa KJ
Muhammad Rizki
Daniel Wibowo
Syarif Maulana
STIE
MULTI DATA PALEMBANG
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
PALEMBANG
2020
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ringkasan
Industri 4.0.
Makalah Ringkasan
Industri 4.0 ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk ini kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dapat menyelesaikan makalah Ringkasan Industri 4.0.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata
kami berharap semoga makalah Ringkasan Industri 4.0, semoga akan bermanfaat dan
menginspirasi bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Industri
berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata pencaharian hidup
berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu, dan nelayan di zaman
purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah, dan mengolah tanah dengan
bertani, dan berkebun serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya
untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan,
alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk
berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang, dan juru timbul sebagai
sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah
berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang
kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin, dan tukang yang baik diadakan pola
pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan, dan pertukangan di
Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal
berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan
besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi, dan gas maju pesat
pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan
penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan
perdagangan barang secara besar-besaran, dan massal pada akhir abad 18, dan
awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille, dan Manchester) dan
kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil
(Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik
tekstil berkembang industri kimia, dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri.
Sejak itu
gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara
massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia,
berbenturan dengan upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak
itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.
Kebanyakan
orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah bahan baku/ bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau bahan jadi.
Padahal pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini meliputi semua
kegiatan manusia dalam suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif dan
komersial. Kata industri berasal dari bahasa Francis kuno yaitu "industrie"
yang berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari bahasa latin
yaitu "Industria" yang memiliki arti kerajinan dan aktivitas.
Dalam arti
luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang menggunakan
keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk dengan
tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang
(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi
dalam bentuk jasa seperti misalnya perbankan, asuransi, transportasi, jasa pengiriman
barang dan sebagainya.
Suatu
Industri identik dengan tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian yaitu
pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau teknologi,
material, energi, modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama dalam suatu sistem
produksi dengan tujuan menghasilkan suatu produk dan jasa yang efektif, efisien
dan aman yang siap digunakan oleh masyarakat umum maupun dapat diolah lebih
lanjut untuk menghasilkan jenis produk yang lainnya. Pabrik identik dengan
pengolahan bahan baku dan menghasilkan produk jadi dalam bentuk barang.
Industri
jasa adalah (Service Industries) adalah industri yang bergerak dalam bidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani maupun menunjang aktivitas industri
yang lain serta dapat juga memberikan pelayanan langsung terhadap masyarakat
(kosumen). Industri jenis ini biasanya melakukan aktivitas di dalam suatu
gedung (perkantoran).
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Industri 4.0?
2.
Bagaimana sejarah terbentuknya industry 4.0 ?
3.
Bagaimana prinsip rancangan industri 4.0 ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaiman sejarah industri
4.0.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Industri
4.0
Industri 4.0 adalah
nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah
ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan
komputasi kognitif.
Industri 4.0
menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur
moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet
untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan
satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan
internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak
di dalam rantai nilai.
2.2 Sejarah
Industri 4.0
Industri 4.0 mulai dicetuskan pertama kali oleh
sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di
acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki
inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman
menganggap serius gagasan ini dan tidak lama menjadikan gagasan ini sebuah
gagasan resmi. Setelah resminya gagasan ini, pemerintah Jerman bahkan membentuk
kelompok khusus untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 .
Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi
Industri 4.0 di acara World Economic Forum (WEF). Jerman sendiri
menggelintirkan modal sebesar €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah,
dan pebisnis untuk melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi
Industri 4.0. Tidak hanya Jerman yang melakukan penelitian serius mengenai
Revolusi Industri 4.0, namun Amerika Serikat juga menggerakkan Smart
Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang
terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah,
universitas dan laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir
di balik Revolusi Industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi
yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam
pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh
para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan
Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah
Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data
juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet.
Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat
termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama
terhubung dengan internet.
Para ahli meyakini era ini merupkana era dari Revolusi
Industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0,
diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan 3D, Artifical
Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan
mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah
Internet of Things.
IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan dalam
menyambungkan dan memudahkan proses komunikasi antara mesin, perangkat, sensor,
dan manusia melalui jaringan internet. Selain
Internet of Things, ada juga istilah Big Data yang berperan penting dalam
Revolusi Industri 4.0. Big data adalah seluruh informasi yang tersimpan di
cloud computing. Analitik data besar dan komputasi awan, akan membantu deteksi
dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga memungkinkan pencegahan atau
peningkatan produktivitas dan kualitas suatu produk berdasarkan data yang
terekam. Hal ini dapat terjadi karena adanya analisis data besar dengan sistem 6c, yaitu connection, cyber,
content/context, community, dan customization.
Proses tersebut dapat memberikan wawasan yang berguna
bagi manajemen pabrik. Data diproses dengan alat canggih (analitik dan
algoritma) untuk menghasilkan informasi yang logik. Data yang diproses tersebut
juga dapat membantu mempertimbangkan adanya masalah yang terlihat dan tidak
terlihat di pabrik industri. Algoritma pembuatan informasi harus mampu
mendeteksi masalah yang tidak terlihat
seperti degradasi mesin dan kehausan komponen.
2.3 Prinsip
Rancangan Industri 4.0
Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0.
Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan
mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0.
1. Interoperabilitas
(kesesuaian): Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk berhubungan
dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat Internet untuk segala (IoT) atau
Internet untuk khalayak (IoP). IoT akan mengotomatisasikan proses ini secara
besar-besaran
2. Transparansi
informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik
secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor.
Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor mentah agar menghasilkan
informasi konteks bernilai tinggi.
3. Bantuan
teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia dengan
mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh agar bisa
membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang mendadak. Kedua,
kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia secara fisik dengan
melakukan serangkaian tugas yang tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak
aman bagi manusia.
4. Keputusan
mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sendiri dan
melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi pengecualian, gangguan, atau
ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.
2.4 Dampak
Industri 4.0
Pengusul mengklaim Industri 4.0 akan mempengaruhi
banyak bidang, terutama:
1. Model
layanan dan bisnis
2. Keandalan
dan produktivitas berkelanjutan
3. Keamanan TI:
Perusahaan seperti Symantec, Cisco, dan Penta Security sudah mulai membahas
masalah keamanan IoT
4. Keamanan
mesin
5. Penjualan
pabrik
6. Siklus hidup
produk
7. Industri
Manufaktur: Perubahan masal pabrik menggunakan IoT, Pencetakan 3D dan
Pembelajaran Mesin
8. Rantai nilai
industry
9. Pendidikan
dan skill pekerja
10. Faktor
sosio-ekonomi
Industri kedirgantaraan kadang
dikatogorikan "terdampak rendah untuk otomasi masal" namun
prinsip-prinsip Industri 4.0 telah diselidiki oleh beberapa perusahaan
kedirgantaraan, teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas di
mana biaya awal otomatisasi tidak dijelaskan, salah satu contohnya adalah
proyek M4 oleh pabrik komponen penerbangan Meggitt PLC. Diskusi tentang
bagaimana pergeseran ke Industri 4.0, khususnya digitalisasi, akan mempengaruhi
pasar tenaga kerja sedang dibahas di Jerman dengan topik Pekerjaan 4.0.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri 4.0
menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur
moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet
untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan
satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan
internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak
di dalam rantai nilai.
Industri 4.0 akan mempengaruhi banyak bidang,
terutama:
1. Model
layanan dan bisnis
2. Keandalan
dan produktivitas berkelanjutan
3. Keamanan TI:
Perusahaan seperti Symantec, Cisco, dan Penta Security sudah mulai membahas
masalah keamanan IoT
4. Keamanan
mesin
5. Penjualan
pabrik
6. Siklus hidup
produk
7. Industri
Manufaktur: Perubahan masal pabrik menggunakan IoT, Pencetakan 3D dan
Pembelajaran Mesin
8. Rantai nilai
industry
9. Pendidikan
dan skill pekerja
10. Faktor
sosio-ekonomi
3.2 Saran
Perubahan-perubahan
baik itu dalam industri harus didukung dengan baik agar terjadinya efektifitas
dan kemajuan di berbagai sektor.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar