MAKALAH
ANALISIS PERMASALAHAN ETIKA DI
DUNIA KERJA
Disusun Oleh :
Syarif Maulana
1620200101
STIE
MULTI DATA PALEMBANG
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
PALEMBANG
2019
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis
Permasalahan Etika Di Dunia Kerja.
Makalah Analisis
Permasalahan Etika Di Dunia Kerja ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan
makalah ini. Untuk ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dapat menyelesaikan makalah Analisis Permasalahan
Etika Di Dunia Kerja.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata
kami berharap semoga makalah Analisis Permasalahan Etika Di Dunia Kerja, semoga
akan bermanfaat dan menginspirasi bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam setiap
menjalani kehidupan, kita dibatasi oleh etika. Apakah bentuknya tertulis apakah
konvensi atau semacam kesepakatan normatif. Etika mengantarkan kita untuk hidup
teratur sejalan dengan norma yang berlaku. Karena itu dalam prakteknya mereka
yang melanggar etika bisa terkena hukuman. Kalau dalam suatu organisasi disebut
terkena hukuman mulai dari peringatan sampai pemecatan sebagai karyawan. Kalau
di masyarakat disebut sebagai sanksi sosial seperti dikucilkan dari sistem
kehidupan sosial.
Masalah yang
begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer dalam perusahaan adalah
dalam menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan
bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja seperti ketidak-jujuran,
ketidak-disiplinan, ketidak-adilan, kecurangan pertanggung-jawaban
administrasi, keegoan dsb. Karena itu munculah perhatian yang besar bagaimana
caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan standar etika kerja tertentu.
Etika
kerja adalah aturan normatif yang
mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku
karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam
perusahaan. Karena itu etika kerja
karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Bahkan dia
diturunkan dari perilaku etika pihak manajemen.
Konsekuensinya, etika tidak diterapkan atau ditujukan hanya untuk
para karyawan saja. Artinya kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan
seharusnya pula beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal
kompensasi, karir, dan evaluasi kinerja karyawan. Termasuk dalam menerapkan
gaya kepemimpinan yang integratif. Jadi setiap keputusan etika dalam perusahaan
tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen tetapi juga karyawan.
Pelembagaan dan pembudayaan etika kerja sangat penting dilakukan agar setiap
elemen organisasi selalu mematuhi kaidah-kaidah norma kehidupan berorganisasi
dengan baik.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud etika profesi di dunia kerja ?
2. Bagaimana Permasalahan Dalam Kerja Dan Perilaku Etis Dalam Berkerja ?
3. Bagaimana Etika yang Harus Diperhatikan dalam Dunia Kerja ?
4. Bagaimana Contoh Kasus Permasalahan Etika dalam Dunia Kerja ?
1. Apa yang dimaksud etika profesi di dunia kerja ?
2. Bagaimana Permasalahan Dalam Kerja Dan Perilaku Etis Dalam Berkerja ?
3. Bagaimana Etika yang Harus Diperhatikan dalam Dunia Kerja ?
4. Bagaimana Contoh Kasus Permasalahan Etika dalam Dunia Kerja ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaiman permasalahan
etika dalam dunia kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika
Profesi di Dunia Kerja
Dunia kerja memang
menyimpan banyak sisi, secara positif orang memang menaruh harapan dari dunia
kerja yaitu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun tuntutan pekerjaan pun
bila tidak dihadapi dengan baik dapat membawa tekanan bagi pekerja sendiri.
Menyikapi hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan fenomena maraknya
kegiatan eksekutif bisnis mendalami nilai-nilai agama.
Mereka mengikuti
aktivitas keagamaan seperti tasawuf, kebaktian bersama dan lainnya untuk
mengkaji dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang selama ini kerap hilang
dari dunia kerja. Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga mulai tergeser oleh
kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Etika sudah tidak ada lagi
dan kegiatan ekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan cepat.
Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak menghormati
setiap pribadi.
Ada dua hal yang
terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan
diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan
menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian
memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga
insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Dalam pandangan
rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja
mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin
mengancam tujuan tersebut.
Adapun beberapa praktik
di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam
suatu perusahaan, misalnya:
1.
Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang
ada produsen berbuat kurang etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor,
bahwa produk saingan kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusak
dan dijual kembali ke pasar, sehingga menimbulkan citra negatif dari pihak
konsumen.
2.
Etika Hubungan dengan
Karyawan.
Di
dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan
atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan,
Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
3.
Etika dalam hubungan
dengan publik harus dijaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan
harmonis.
Hubungan
dengan publik ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup. Hal ini
meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam,
recycling (daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan
perusahaan dalam rangka mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.
Berbicara tentang moral
sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya
kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta
budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama
mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam
kegiatan mendapatkan keuntungan dalam berbisnis. Jadi, moral sudah jelas
merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah
pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan
konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan
satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling
menguntungkan. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama
dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan
orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada
agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini
sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu
peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh
dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan
dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dunia bisnis, yang
tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi
mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini,
untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara
semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar
jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain
berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang
tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang
disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi,
jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya
kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang
bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun
dalam perekonomian.
Di dunia pekerjaan
apalagi di bagian akuntansi diperlukan sekali penerapan etika profesi karena
memerlukan pengetahuan dan juga keterampilan dalam pelaksanaannya juga. Bagian
akuntansi sangat diperlukan pengendalian diri dalam menjalani tugasnya karena
pastinya akan banyak sekali godaan-godaan yang terjadi di dalam perusahaan.
Ketelitian juga diperlukan di bagian akuntansi sebab salah sedikit bisa
mempengaruhi laporan keuangan yang telah dibuat dan harus pintar-pintar dalam
mempercayai seseorang di dalam perusahaan, takut-takut malah nanti di
manipulasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itulah sangat
diperlukan sekali etika profesi di dalam suatu pekerjaan agar lebih bertanggung
jawab dengan apa yang dikerjakan.
2.2 Permasalahan
Dalam Kerja Dan Perilaku Etis Dalam Berkerja
Permasalahan yang muncul dalam perusahaan disebabkan
karyawan melanggar etika berdampak dari perusahaan antara lain melakukan
kecurangan dalam mengunakan fasilitas atau kecurangan memberikan informasi
terhadap atasan sehingga pimpinan membuat keputusan terjadi kesalah dan
merugikan perusahaan.
Permasalahan yang muncul dalam etika di tempat kerja
disebabkan oleh perilaku baik dari pimpinan maupun karyawan berupa :
1. Pembedaan
terhadap karyawan.
2. Pendisiplinan.
3. Pelecehaan
seksual terhadap pekerjaan perempuan
4. Evaluasi
kinerja sering tidak transfarannya dalam melakukan evaluasi kinerja karyawan
menimbulkan rasa tidak percayaan terhadap penyelia.
5. Pelanggaran
peraturan mabuk akibat mminiman keras
6. Pemalsuan
catatan atau laporan
Permasalahan-permsalahan ditempat
kerja yang diuraikan diatas telah menjadi kajian dari para ahli manajemen dan
mencari langkah-langkah untuk menekan atau mengurangi permasalah tersebut yaitu
: membentuk perilaku etis dalam berkerja.
Perilaku karyawan yang telah
diuraikan dalam pendahuluan diatas telah menggambarkan yang paling berpengaruh
membentuk sesorang itu awalnya adalah lingkungan keluarganya terutama Ayah dan
Ibunya serta lingkungan keluargannya. Di dalam organisasi tempat dimana
sesorang telah menjadi karyawan dan berkerja ikut memberikan pengaruh terhadap
karyawan bagaimana bertindak dan berkomunikasi baik sesama karyawan maupun
dengan atasan dan masyarakat.
Memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku karyawan dalam suatu perusahaan supaya secara cepat pihak
pimpinan meminimumkan pelanggaran etika didalam tempat kerja. Faktor lainnya
yang membentuk berperilaku etis di tempat kerja di dalam perusahaan yaitu:
1. Faktor
keorganisasi:
-
Menekan pihak karyawan agar membuat
laporan yang benar dan terbuka terutama laporan akunting untuk diberikan
kepihak pemerintah (pajak) kewajiban perusahaan dalam membayar.
-
Menekankan kepada pihak karyawan
untuk berusaha memenuhi target dan jika tidak terpenuhi bukanlah suatu
kesalahan tetapi adalah pembelajaran.
-
Memberikan ruang beraktualisasi dan
berinovasi sehingga dapat mendorong terbangunya soliditas dan solidaritas
karyawan.
-
Melakukan keterbukaan mengenai
insentif.
2. Faktor
atasan
Peran penting
yang dapat membentuk etika didalam tempat kerja yaitu peran atasan dengan sikap
dan tingkah laku atasan dapat membentuk terbangunnya etika didalam pekerjaan.
Langkah-langkah yang menjadi perhatian dan pertimbangan yang perlu dilakukan
oleh atasan yaitu:
-
Melakukan keterbukaan dan
keterbukaan dalam mencapai hasil kerja yang dapat memenuhi target.
-
memberikan beban kerja sesuai dengan
tugas dan fungsi yang telah diatur dalam job diskripsi.
-
Memberikan bimbingan dan pembinaan
terhadap karyawa agar tidak terjadinya keslahan.
2.3 Etika yang
Harus Diperhatikan dalam Dunia Kerja
Di bawah ini
ada beberapa etika yang harus diperhatikan ketika di tempat kerja:
1. Menjaga
Kebersihan Lingkungan Kerja
Jika di
perusahaan tempat Anda bekerja sudah ada yang namanya OB (Office Boy) yang
bertanggung jawab atas kebersihan, bukan berarti Anda tidak perlu ikut menjaga
kebersihan lingkungan kerja juga. Etika utama adalah Anda harus ikut serta
dalam menjaga kebersihan lingkungan kerja. Mengapa demikian? Karena kebersihan
di tempat kerja sangat penting dan dapat memberikan pengaruh kepada kinerja.
2. Jangan
Tertawa Dan Berbicara Terlalu Keras
Saat berada
dalam suasana kantor, pada dasarnya tidak ada yang melarang untuk tertawa dan
berbicara. Namun demikian, ada volume yang perlu diatur. Jika Anda tertawa
dengan suara yang keras, atau mungkin berbicara dengan suara terlalu keras,
maka akan mengganggu kenyamanan kerja karyawan lain disekitar Anda.
3. Tidak
Menggunakan Toilet Terlalu Lama
Toilet
merupakan fasilitas umum yang disediakan perusahaan untuk seluruh karyawannya.
Dengan demikian, toilet tersebut bukan untuk Anda sendiri, melainkan juga untuk
karyawan yang lain. Sehingga saat menggunakan toilet, gunakanlah seperlunya.
Jangan menggunakan toilet untuk tidur,merokok, atau hal lainnya.
4. Jangan
Terlalu Sering Datang Terlambat
Perusahaan
sudah mengatur jam kerja karyawannya, dan aturan tersebut sudah dinilai baku.
Namun demikian ada beberapa perusahaan yang dapat menindak tegas, namun ada
pula yang tidak melakukan apa pun. Anda sebagai seorang karyawan harus datang
tepat waktu, hal ini dikarenakan dengan datang terlambat, tentu saja pekerjaan
Anda juga akan tertunda sehingga hasil kerja kurang maksimal.
5. Jangan Suka
Membicarakan Kejelekan Orang Lain
Hal terakhir
terkait etika penting lainnya adalah jangan suka membicarakan kejelekan orang
lain. Bergosip boleh, tapi tidak perlu membicarakan kejelekan orang lain. Belum
tentu juga diri Anda lebih baik dari orang yang sedang Anda bicarakan. Jadi,
lebih baik memperbaiki kinerja diri untuk pencapaian karir yang lebih baik,
dari pada menghabiskan waktu yang dimiliki dengan kegiatan yang tidak berguna.
2.4 Contoh Kasus
Permasalahan Etika dalam Dunia Kerja
Pelanggaran etika yang dilakukan Uniqlo terhadap
pekerjanya. Akhir akhir ini terjadi pelanggaran etika yang di lakukan oleh
perusahaan terhadap pekerjanya. Selain pelanggaran yang berpengaruh kepada
lingkungan yaitu pembuangan limbah sisa-sisa produksi yang di buang
sembarangan, dan hasil gas pembuangan yang menyebabkan polusi udara yang
menimbulkan bau yang tidak sedap,
terjadi pula pelanggaran-pelanggaran etika yang di lakukan oleh
perusahaan seperti pemutusan kontrak secara sepihak terhadap karyawan dan tidak
di bayarkanya gaji karyawan yang sudah menjadi haknya dalam bekerja.
Perusahaan fast retailing ini merupakan perusahaan
brand pakaian yang terkenal di Indonesia maupun di dunia, nama perusahaanya
adalah UNIQLO. Uniqlo adalah perusahaan yang berasal dari Jepang yang bergerak
pada bidang perencanaan produk, produksi, dan distribusi pakaian kasual. Uniqlo
merupakan singkatan dari Unique Clothing yang di dirikan oleh seorang pengusaha
yang bernama Tadashi Yanai pada 7 Februari 1949. Perusaahan ini sudah sangat
lama menekuni di bidang pakaian yang sudah terbukti menghasilkan produk-produk
yang berkualitas terbaik, selain itu perusahaan ini selalu menghadirkan
inovasi-inovasi terbaru yang banyak disukai oleh para konsumennya. Karena hal
itulah Uniqlo menjadi brand pakaian yang sangat besar di dunia.
Namun, pada akhir akhir ini terdengar kasus yang
sangat kurang mengenakan yang dilakukan oleh perusahaan fashion tersebut.
Pelanggaran itu adalah pemutusan hubungan kerja secara sepihak tanpa adanya
informasi yang di berikan oleh pihak perusahaan kepada para pekerjanya. Selain
itu mereka juga tidak membayarkan gaji dan tidak memberikan pesangon kepada
para pekerjanya yang telah di putus kontrak kerjanya. Pemutusan kontrak terjadi
terhadap sekitar 2000 orang yang mayoritas adalah pekerja perempuan setelah
penutupan pabrik Jaba Garmindo yang
sangat mendadak pada tahun 2015. Jaba Garmanindo adalah pemasok utama pada
Uniqlo, menurut Clean Clothes yang di kutip dari situs viva.co.id baru -- baru
ini.
Dampak dari pemutusan kontrak secara sepihak tersebut
juga di alami oleh pekerja yang berasal dari Indonesia yaitu Warni dan Yayat.
Keduanya merupakan pekerja dari Jaba Garmindo yang tidak membayarkan gaji
karyawannya karena adanya pemutusan kontrak oleh Uniqlo. Para pekerja tersebut
menuntut kepada Uniqlo agar memberikan kejelasan terhadap gaji yang tidak di
bayarkan kepada para pekerjanya. Warni dan Yayat melakukan demo Bersama
perkerja lainya yang juga terkena pemutusan kontrak tersebut di depan toko Uniqlo
yang akan dibuka di Denmark. Rencananya pembukaan itu yang rencanya akan di
hadiri oleh pendiri dari Uniqlo yaitu Tadashi
Yanai dan mereka akan menuntut untuk di bayarkan gaji yang tidak
diberikan oleh perusahaan tersebut. Namun pihak Uniqlo tetap masih menolak
untuk membayarkannya.
Melihat kasus yang terjadi pada Uniqlo, semestinya
mereka tidak melakukan pelanggaran etika tersebut yang sudah sangat melukai
banyak pekerjanya. Selain perusahaan yang tidak melakukan pelanggaran terhadap
pekerja dan lebih memperhatikan hak-hak pekerjanya, pemerintah juga harus ikut
andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerjanya. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan oleh pemerintah yaitu membuat peraturan yang menjadi jaminan agar
para pekerja merasa aman. Dan juga pemerintah melakukan tindakan-tindakan
terhadap perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap pekerja dengan
memberikan sanksi atau pun bahkan bisa mencabut izin perusahaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua hal yang terkandung dalam
etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan
kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma
lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan.
Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis
jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Permasalahan yang muncul dalam
perusahaan disebabkan karyawan melanggar etika berdampak dari perusahaan antara
lain melakukan kecurangan dalam mengunakan fasilitas atau kecurangan memberikan
informasi terhadap atasan sehingga pimpinan membuat keputusan terjadi kesalah
dan merugikan perusahaan.
Di bawah ini ada beberapa etika yang
harus diperhatikan ketika di tempat kerja:
1. Menjaga
Kebersihan Lingkungan Kerja
2. Jangan
Tertawa Dan Berbicara Terlalu Keras
3. Tidak
Menggunakan Toilet Terlalu Lama
4. Jangan
Terlalu Sering Datang Terlambat
5. Jangan Suka
Membicarakan Kejelekan Orang Lain
3.2 Saran
Etika dalam
dunia kerja harus diperhatikan oleh perusahaan agar tidak melakukan pelanggaran
terhadap pekerja dan perusahaan harus memperhatikan hak-hak pekerjanya,
pemerintah juga harus ikut andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerja.
Daftar
Pustaka